Wanita Dilihat Hanya Pada Bagian Tubuh Tertentu
Penglihatan sekilas ke rak majalah yang biasa ada di supermarket mana pun akan membuktikan, wanita sering menjadi fokus objek seksual. Penelitian terbaru menunjukkan, otak memiliki cara kerja berbeda ketika memproses citra wanita dan pria — yang berpengaruh terhadap berkembangnya tren wanita sebagai objek seksual.
Wanita cenderung dilihat sebagian, hanya pada bagian tubuh tertentu daripada secara keseluruhan, menurut penelitian yang dipublikasikan pada 29 Juni di European Journal of Social Psychology. Sementara itu, pria lebih dilihat secara keseluruhan.
“Setiap hari, wanita biasa hanya dilihat pada bagian tubuh seksualnya saja,” ujar Sarah Gervais, seorang ahli psikologi di University of Nebraska, Lincoln. “Ini tidak hanya terjadi kepada supermodel atau bintang porno.”
Dijadikan objek itu menyakitkan
Sejumlah penelitian membuktikan, merasa dijadikan objek memiliki efek buruk bagi wanita. Ditatap terus-terusan bisa membuat wanita tidak konsentrasi dalam mengerjakan soal matematika, dan merasa tak puas terhadap tubuh sendiri, memiliki pola makan menyimpang, dan suasana hati yang buruk.
Namun, temuan-temuan tersebut semua fokus pada perasaan menjadi objek seksual, menurut Gervasis kepada LiveScience. Dia dan koleganya penasaran: Apakah orang benar-benar menjadikan wanita sebagai objek?
Untuk mencari tahu, para peneliti fokus pada dua tipe proses mental, global dan lokal. Proses global adalah bagaimana otak mengidentifikasi objek secara keseluruhan. Hal itu digunakan ketika mengenali orang, di mana bukan hanya penting untuk mengetahui bentuk hidung, sebagai contohnya, tapi bagaimana kecocokan hidung itu dengan mata dan mulut dalam wajah seseorang.
Proses lokal lebih fokus pada bagian-bagian individu dari sebuah objek. Sebagai contohnya, Anda mungkin bisa mengenali sebuah rumah dari pintunya saja, namun kemungkinannya kecil Anda dapat mengenali tangan seseorang tanpa melihat bagian-bagian tubuh lainnya.
Jika wanita menjadi objek seksual, orang pasti melihat tubuh mereka dengan cara lokal, yang fokus pada bagian-bagian tubuh individual seperti payudara. Untuk mencoba ide tersebut, Gervais dan koleganya melakukan dua percobaan yang hampir sama dengan total 227 responden.
Setiap orang diperlihatkan foto-foto yang tidak berhubungan dengan seksualitas, baik kepada para pria maupun wanita, dengan total 48 gambar. Setelah melihat foto seluruh tubuh, para responden melihat dua foto yang bersebelahan. Foto pertama adalah gambar sebenarnya, sementara foto lainnya adalah gambar dengan sedikit perubahan di dada atau pinggang (Dipilih karena itu adalah bagian seksual tubuh). Para responden harus memilih foto mana yang telah mereka lihat sebelumnya.
Dalam beberapa kasus, foto kedua diperbesar hanya pada bagian dada dan pinggang, dan meminta para responden untuk memilih bagiantubuh yang telah mereka lihat sebelumnya dengan bagian tubuh yang sudah mengalami perubahan.
Wanita jadi objek
Hasilnya menunjukkan pemisahan yang jelas antara gambar pria dan wanita. Ketika menampilkan gambar wanita, para responden lebih bisa membedakan bagian-bagian tubuh daripada mencocokkan foto seluruh tubuh. Lawannya adalah gambar pria: orang lebih jago dalam mengenali laki-laki dengan keseluruhan tubuh daripada bagian-bagian khusus.
Orang juga lebih mengenali bagian tubuh wanita daripada bagian tubuh laki-laki, yang membuktikan terjadinya proses lokal, atau terjadi proses objektifikasi.
“Ini yang dilakukan pria dan wanita dalam menilai wanita,” ujar Gervis. “Jadi jangan hanya salahkan pria.”
Pada percobaan kedua, para peneliti mendahuluinya dengan tampilan huruf yang dibentuk dari mozaik huruf-huruf kecil — satu huruf H dibuat dari ratusan huruf T, sebagai contohnya. Mereka meminta beberapa responden untuk mengidentifikasi huruf-huruf kecil itu, yang mendorong otak mereka untuk berhubungan dengan proses lokal.
Responden lain diminta untuk mengidentifikasi kumpulan huruf besar, yang mendorong proses global. Kelompok yang kedua kemungkinannya lebih kecil mengobjektifikasi wanita, menurut peneliti. Mereka tidak lagi jago mengenali bagian-bagian tubuh wanita daripada tubuh secara keseluruhan.
Mungkin ada alasan evolusi karena pria dan wanita memproses tubuh wanita secara berbeda, ujar Gervais, tapi karena kedua gender melakukan hal itu, “media mungkin adalah penyebab utama.”
“Tubuh wanita dan bagian tubuh mereka digunakan untuk menjual berbagai macam poduk, tapi kita, wanita biasa, memproses itu semua dengan cara yang sama,” katanya.
Untungnya, percobaan mozaik huruf membuktikan kebiasaan itu gampang diubah, kata Gervais. Suasana hati yang baik berhubungan dengan proses global dan, jadi menghindari depresi bisa membantu Anda melihat orang secara keseluruhan, karena dapat mengingatkan diri Anda untuk kembali melihat gambaran yang lebih besar.
sumber : Yahoo.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar