Menyembah berhala kepada dewa matahari RA (disebut juga : RE) di jaman dulu, tidak terbatas pada Heliopolis di Mesir.; Dengan meminjam namanya, raja-raja di Mesir memberi gelar diri mereka sendiri sebagai Putera Matahari (RA). Perlu diketahui, bahwa peran (dewa) matahari-lah yang dianggap yang menciptakan kehidupan, sehingga ia juga dianggap sebagai dewa pencipta.
Moda transportasi yang disukainya adalah kapal, bukan kereta, dan begitulah ceritanya. Ia menggunakannya tidak hanya dilangit, tetapi juga dibawah ketika malam hari. Dia diyakini dilahirkan kembali setiap hari.
4. Matahari meng-orbit-i Bumi.
Mungkin banyak dari kita ngotot ingin tetap bertahan ditengah-tengah alam semesta, namun kita semua tahu bahwa hal itu adalah suatu yang mustahil. Selama berabad-abad lamanya kita telah menerima teori gaya Geosentris-nya Ptolemy yang diperkenalkan sekitar tahun 150 (1400 tahun sebelum Copernicus mengembangkan teori Heliosentris-nya).
Menurut ilmu alam semesta dari para astronom kuno dan ahli2 matematika di jaman Alexandria, Matahari adalah bola keempat dari pusat stasionary Bumi, berada diantara Venus dan Mars,
3. Apollo
Dalam legenda, dewa
bangsa Yunani kuno, Apollo, putera Zeus, master Olimpus,setiap harinya mengenderai kereta yang ditarik oleh kuda api untuk menerangi dunia.
Dihormati dalam berbagai samaran maupun inkarnasi sepanjang masa klasik, Apollo
datang tidak hanya untuk mewakili matahari, tetapi juga memberikan pencerahan
dibidang-bidang lainnya seperti music, logika dan akal sehat.
Dalam buku “the Birth of Tragedy” yang ditulis oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman di abad 19, menggambarkan apa yang disebut kecendrungan Apollonian sebagai semacam pesan2 kebangkitan nurani, yang membawa kedisiplinan dan perbaikan struktural2 irasional, dan kesadaran atas impul-impul liar yang selama ini mendasari semua ekspresi manusia.
Hal itu benar-benar berupa suatu tugas yang harus dikerjakan, bahkan untuk seseorang yang setiap harinya berkeliling dengan mengendara kereta terbangnya.
Dalam buku “the Birth of Tragedy” yang ditulis oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman di abad 19, menggambarkan apa yang disebut kecendrungan Apollonian sebagai semacam pesan2 kebangkitan nurani, yang membawa kedisiplinan dan perbaikan struktural2 irasional, dan kesadaran atas impul-impul liar yang selama ini mendasari semua ekspresi manusia.
Hal itu benar-benar berupa suatu tugas yang harus dikerjakan, bahkan untuk seseorang yang setiap harinya berkeliling dengan mengendara kereta terbangnya.
2. Huitzilopochtli, Dewa Matahari dan dewa perang bangsa Aztec.
Nama Huitzilopochtli adalah kombinasi dari dua kata dalam
suku bangsa Nahuatl (atau Aztec). Huitzilin, berarti burung Kolibiri, dan Opochtli berarti Kiri, sebuah nama untuk Dewa yang secara
harfiah diterjemahkan menjadi “Burung
Kolibiri di kiri”. Kata Huitzilopochtli
ini sering digunakan untuk melukiskan seekor burung kalibiri dengan warna biru –
atau hijau, atau juga sebagai seorang pejuang yang dipersenjatai dan memakai helm
yang menyerupai fitur burung kalibiri.
Tetapi bangsa Aztec juga mempercayai pejuang2 yang meninggal ber-reinkarnasi
sebagai burung kalibiri dan mereka disebut
bagian kiri daerah selatan dunia.
Jadi, bila diterjemahkan dengan cara
lain, nama Huitzilopochtli berarti “Pejuang-pejuang
dari selatan yang hidup kembali”. Bangsa Aztec mempercayai dewa matahari
mereka, yang dikatakan secara terus-menerus berjuang melawan kegelapan, dan meminta
darah hati manusia sebagai makanan untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Dan untuk memberi makan dewa mereka, masyarakat pemuja matahari ini menawarkan
milik mereka dalam bentuk pengorbanan.
1. 10 Matahari.
Original Posting at http://top5s.net/index.php/2011/09/top-5-interesting-myths-about-sun/#EgHvhRaAyDBbgvG2.99
Tidak ada komentar:
Posting Komentar