Seorang petani baru saja memenangkan hadiah utama undian dari sebuah
produk pestisida yang ia beli beberapa bulan lalu. Hadiah itu berupa
perjalanan wisata ke pulau Bali plus akomodasi. Perjalanan akan
menggunakan pesawat udara. Sebelumnya, petani tersebut belum pernah
melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat udara.
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Saai ini Pak Tani telah berada dalam
pesawat yang tengah menuju pulau dewata. Kemudian datanglah pramugari
menghampirinya.
"Maaf Pak, karena kita baru akan sampai di Bali sekitar satu jam lagi,
mungkin Bapak ingin memesan makanan atau minuman Pak?" tanya pramugari
sambil tersenyum ramah.
"Ah, ndak usah aja deh mbak!. Nanti malah
ngerepotin mbak. Saya kan jadi ndak enak!" jawab Pak Tani.
"Tidak
apa-apa kok Pak!. Melayani penumpang adalah kewajiban kami." Jelas
pramugari.
"Baiklah kalau begitu. Tapi saya ndak maksa lho!" Pak Tani
akhirnya mengalah.
"Nah, begitu dong Pak!. Jadi Bapak ingin makanan apa
Pak?" tanya sang Pramugari lagi.
"Wah apa ya?" kata Pak Tani agak
kebingungan.
"Di pesawat ini tersedia makanan dari berbagai negara lho
Pak!" kata sang Pramugari.
"Ah, apa iya?" Pak Tani bertanya.
"Betul
Pak!. Dari Afrika hingga Amerika. Lagi pula makanan di pesawat ini
terkenal enak lho Pak!" jawab pramugari seperti mempromosikan Rumah
Makan.
"Wah, kalau begitu saya pesan Mie Ayam. Dua mangkok sekalian!"
kata Pak Tani penuh semangat.
Untuk beberapa saat sang Pramugari terdiam. Kemudian ia berkata "Wah
maaf Pak, kalau yang seperti itu tidak ada!".
"Lho tadi katanya tersedia
masakan dari berbagai negara?" tanya Pak Tani kecewa.
"Betul Pak. Tapi
kalau masakan lokal, kami tidak menyediakannya" kilah sang Pramugari.
"Bagaimana kalau sandwich?. Makanan ini dari Eropa lho Pak!". Sambung
sang Pramugari.
"Ndak usah aja deh mbak. Saya baru ingat kalau saya lagi
diet!". jawab pak Tani yang teringat perutnya menjadi mulas beberapa
saat setelah makan Fu Yung Hai.
Melihat muka pak Tani yang kecewa, sang Pramugari tidak tinggal diam.
Kemudian sang Pramugari menawarkan minuman kepada pak Tani. "Bapak mau
minum apa pak?".
"Terserah sampeyan sajalah" jawab pak Tani ketus.
"Kalau minuman, yang lokal juga ada kok pak. Jadi minuman favorit Bapak
pasti tersedia." Hibur sang Pramugari.
"Kalau begitu bawakan saya wedang
rondhe saja." Pinta pak Tani. "Wah, kalau yang seperti itu, kebetulan
stoknya lagi habis. Saya ambilkan es sirup saja ya pak?!".
"Sudah!. Ndak
usah!. Saya mau tidur saja. Nanti kalau sudah sampai, tolong bangunkan
saya!".
Karena tak ingin pak Tani semakin kecewa, sang Pramugaripun
segera meninggalkan pak Tani.
Singkat kata, waktu untuk berlibur telah usai. Kini pak Tani harus
pulang dengan menggunakan pesawat yang ia tumpangi ketika berangkat. Pak
Tanipun menjumpai pramugari yang sama.
Sama seperti saat pertama kali mereka bertemu, dengan ramah sang
Pramugari menawarkan makanan pada pak Tani.
Tapi sambil mengeluarkan
bungkusan yang berisi mie ayam dan wedang rondhe, pak Tani menjawab
: "Bawakan saja satu buah mangkok dan cangkir. Jangan lupa sendok dan
garpunya. Gitu aja kok repot!".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar