Li Bai adalah seorang penyair tersohor dari dinasti Tang. Li Bai
mendapat julukan sebagai “Dewa Penyair”. Akan tetapi sewaktu usia belia,
dia adalah seorang anak yang nakal dan malas.
Pelajaran sekolah pada masa itu kebanyakan mengenai sejarah dan
keanekaragaman status sosial, yang cukup menyulitkan Li Bai. Maka Li Bai
kecil yang tidak mau bersusah payah itu sering membolos pelajaran,
asyik bermain diluar sekolah.
Pada suatu hari Li Bai kecil dibuat pusing dengan pelajaran yang
tidak dia sukai. Dia lalu memutuskan melarikan diri dari kelasnya dan
pergi ke tepi sungai yang ada di pinggiran kota.
Tempat itu sangat menyenangkan bagi Li Bai kecil. Di sana terdapat
bunga yang indah, matahari yang cerah, bunyi air mengalir dan kesemuanya
ini terasa lebih menggairahkan daripada raut wajah Gurunya yang penuhi
dengan jenggot putih.
Li Bai kecil berlari-lari bagaikan seekor burung kecil yang terbang
ke langit biru. Pada saat itu, dia tiba-tiba melihat seorang nenek tua.
Seluruh rambutnya putih, sedang asyik berjongkok di seberang sungai.
Tangannya memegang sebatang besi yang panjang dan tebal.
Si nenek sedang asyik mengasah batangan besi itu di atas batu yang
kilap dan halus. Li Bai kecil sangat keheranan melihatnya dan bertanya,
“Nenek sedang apa?”
“Oh, nenek sedang mengasah jarum,” jawab nenek itu. “Mengasah
jarum?!” kata Li Bai kecil dengan terkejut. “Nenek mau mengasah tongkat
besi sebesar ini menjadi sebuah jarum sulam? Sampai kapan jadinya?”
Nenek tua itu berkata pada Li Bai kecil, “Meskipun besi ini besar,
tetapi dia tak akan bisa bertahan bila nenek tiap hari mengasahnya. Tiap
hari akan mengecil sedikit, lama kelamaan pasti bisa menjadi sebesar
jarum.”
Mendengar perkataan nenek tua itu, Li Bai kecil tiba-tiba mengerti
sesuatu, dia berpikir, “Oh iya, bila mengerjakan sesuatu dapat tekun
seperti nenek tua ini, tidak takut susah, dengan sabar tiap hari
me-ngerjakannya, maka sesulit apapun pasti bisa kita kerjakan. Belajar
juga harus demikian.”
Li Bai kecil akhirnya memberi hormat kepada nenek tua itu. Lalu dia
berlari kembali ke kelasnya. Sejak itu Li Bai belajar dengan
sungguh-sungguh, akhirnya menjadi seorang penyair yang hebat dan
termashyur.
RENUNGAN :
Bila kita mengerjakan sesuatu dengan tekun seperti nenek tua ini, tidak
takut susah, dengan sabar dan tiap hari mengerjakannya niscaya sesulit
apapun pasti bisa kita kerjakan.
sumber : http://duniatraining.com/1641/kisah-tongkat-besi-diasah-menjadi-jarum/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar